Jakarta, 29 Mei 2024 – PTPN III (Persero) Akselerasi Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioethanol untuk Ketahanan Pangan dan Energi
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mempercepat langkahnya untuk mencapai target swasembada gula nasional pada tahun 2028 dan penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Langkah ini dilakukan guna menjamin ketahanan pangan dan energi nasional, sejalan dengan amanat Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional.
Strategi Perluasan Lahan Tebu dan Konversi Lahan Tidak Produktif
Salah satu upaya konkret yang dilakukan oleh PTPN Group adalah memperluas lahan tebu dengan mengonversi lahan yang kurang produktif menjadi lahan budidaya tebu yang lebih menguntungkan. PTPN telah menyusun roadmap perluasan lahan tebu di area HGU (Hak Guna Usaha) seluas ± 100 ribu hektare. Roadmap ini mencakup konversi dan optimalisasi lahan yang potensial untuk pengembangan tebu, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi gula nasional secara signifikan.
Implementasi dari aksi korporasi ini salah satunya terlihat di lahan PTPN I Regional 2 Kebun Jalupang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lahan eks tanaman karet yang sudah tidak produktif ini akan secara bertahap dialihfungsikan menjadi perkebunan tebu dengan rencana perluasan mencapai 4.216 hektare. Pada Kamis, 30 Mei 2024, PTPN I bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melaksanakan tanam perdana bibit tebu di lahan tersebut, menandai dimulainya inisiatif penting ini.
Pernyataan dari Pihak PTPN III tentang Target Swasembada Gula
Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bukti nyata komitmen PTPN Group dalam meningkatkan produksi gula kristal putih (GKP) menuju swasembada gula konsumsi pada tahun 2028.
“Target swasembada gula nasional merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga menjadi tanggung jawab bersama. Di bawah arahan Kementerian BUMN, kami memperoleh panduan terkait permodalan dan strategi korporasi. Di internal PTPN, kami juga telah membentuk Project Management Office (PMO) dengan anggota dari berbagai bagian terkait untuk memastikan eksekusi yang cepat dan tepat,” ujar Dwi dalam acara tanam perdana tebu.
Dwi juga menjelaskan bahwa meskipun lahan tersebut sudah tidak produktif untuk karet, secara agroklimat dan tipologi, lahan ini sangat cocok untuk budidaya tebu. Keberadaan sarana irigasi berupa sungai dan pompanisasi juga mendukung pertumbuhan tanaman yang normal, sehingga dapat dipanen sebagai bibit pada usia 6-7 bulan, atau dipanen sebagai tebu giling pada bulan November-Desember 2024.
Pengembangan Tebu Unggul dan Rencana Pembangunan Pabrik Gula
Langkah awal dari ekstensifikasi tebu di lahan tersebut adalah penanaman kebun benih dengan varietas tebu unggul, yaitu Kidang Kencana (KK). Tahap pertama penanaman meliputi 5,0 hektare yang akan menjadi basis pengembangan tebu giling pada tahun 2025. Untuk mendukung pengembangan budidaya tebu di Region 2 PTPN I Jawa Barat sesuai dengan roadmap yang ada, Dwi juga mengungkapkan rencana pembangunan pabrik gula baru dengan kapasitas > 6.000 tcd (ton cane per day).
Dampak Positif Terhadap Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
Melalui inisiatif ini, PTPN Group tidak hanya berfokus pada pencapaian swasembada gula nasional, tetapi juga pada penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati. Bioethanol ini diharapkan dapat mendukung program energi terbarukan, mengurangi emisi karbon, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan energi.
Tanam perdana tebu ini juga dihadiri oleh berbagai pimpinan dari PTPN dan pemerintah daerah, termasuk Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman; Direktur Operasional PTPN I, Fauzi Omar; Regional Head Regional 2 PTPN I, Desmanto; serta Pj. Bupati Kabupaten Subang, Imran. Kehadiran para pemimpin ini menunjukkan dukungan penuh terhadap inisiatif PTPN dalam meningkatkan produksi gula nasional dan memperkuat ketahanan energi melalui produksi bioethanol.